Rabu, 30 Januari 2013

perkembangan musik di zaman sekarang

Dunia musik modern di tanah air berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita katakan dengan mempertimbangkan tingkat pasar dunia hiburan bidang musik yang kian ramai dan.. mahal. Permintaan pasar sebagai kebutuhan musik masyarakat didominasi oleh kaum muda, mulai dari siswa/i SMP sampai Mahasiswa/i. Dan lalu, penyedia hiburan musik berkembang bagaikan jamur.
Namun demikian, perkembangan musik Indonesia di tanah air tidak imbangi dengan peningkatan Kualitas dan Estetika musik!
Ada banyak hal yang dapat dikatakan sebagai kelemahan atau kekurangan dalam dunia industri musik lokal/Indonesia. Beberapa diantaranya adalah: Kualitas musik dinilai dari nilai komersil | Kualitas musik dinilai dari tingkat popularitas | Minimnya penggunaan etika sosial dalam proses penciptaan/pembuatan suatu karya musik | Minimnya pengetahuan para pelaku musik mengenai wawasan teori, etika dan estetika dalam bermusik | Kesenjangan sosial menentukan eksistensi talenta masing-masing seniman/pelaku musik, siapa bermodal paling besar.. ia yang lanjut | Keterbatasan mendapatkan akses untuk memasuki gerbang industri musik  | dan masih banyak sekali yang dapat dikatakan..
Salah satu contoh gambaran mengenai kondisi industri musik di Indonesia adalah: Jika seorang artis/penyanyi mendapatkan sambutan yang besar dari para apresiator/ masyarakat/penggemar musik.. maka artis/penyanyi tersebut akan mendapatkan pujian terbaik, hebat, berkualitas, dsb.; ia juga kemudian berkesempatan memenangkan berbagai penghargaan (yang dikatakan penghargaan-penghargaan bergengsi itu..); ia akan mendapatkan profit komersil yang sungguh luar biasa; ia akan menjadi populer; ia akan dikatakan orang mengerti musik, ahli, ter..; ..; ..
Apa yang terlihat bukanlah yang terjadi! Dari sekian banyaknya pelaku musik dan pelaku bisnis musik di Indonesia, hanya ada beberapa nama saja yang memang benar-benar menyajikan Kualitas dan nilai Estetika musik. Hal ini dapat dinyatakan dengan apa yang kita gunakan untuk membuat musik, Teori Musik.
Jika seorang artis/penyanyi menjadi ‘kebetulan’ populer, sementara karya yang ia sajikan hanya sebatas nilai ‘biasa’ atau bahkan ‘terlalu biasa’, namun ia dan para pelaku bisnis di belakangnya mengatakan bahwa ia adalah yang terbaik hanya karena ia menjadi populer, dan lalu mengambil keuntungan komersil yang besar dari ‘kepopuleran’ yang mereka buat itu.. maka, mereka (para pelaku musik tersebut) bukan hanya menipu diri sendiri, namun mereka juga telah melakukan kebohongan publik! karena mereka menjual batu seharga emas.
Sudah cukup banyak keluhan dari masyarakat ketika mereka membicarakan tentang kualitas musik, namun tetap saja kurang banyak. Artis/penyanyi/band memiliki para pendukung yang mereka katakan sebagai ‘fans’, tentu saja, mengumpulkan ‘fans’ adalah hal utama yang mereka lakukan untuk melanjutkan karir mereka. Selama mereka masih memiliki dukungan dari para ‘fans’ maka akan sangat sulit sekali sebuah kritik menjadi sangat berguna.
Kondisi menyedihkan seperti ini adalah hal yang sangat menyakitkan bagi mereka yang memiliki kemampuan/talenta musik di atas rata-rata namun tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan karir mereka.
Kondisi ini juga melahirkan sebuah gagasan untuk memprakarsai suatu wadah kritik, wadah dimana kritik disampaikan secara profesional melalui penilaian-penilaian berdasarkan teori musik. Wadah ini berupa kritik yang disajikan secara online dan bernama Kritik Musik Indonesia:
http://kritik-musik.blogspot.com/
Tanpa bermaksud untuk menilai rendah wawasan musik masyarakat luas, namun blogsite ini memang dibuat untuk membantu masyarakat luas mendapatkan wawasan mengenai musik lebih dalam lagi, terutama mengenai segi Kualitas dan nilai Estetika musik dari sudut pandang Teori Musik. Tanpa bermaksud menjatuhkan pihak manapun juga, Kritik Musik Indonesia dilaksanakan untuk menyuarakan peningkatan Kualitas dan himbauan untuk mengedepankan nilai Estetika musik di tanah air. Blogsite ini juga menerima dan menampung kritik/saran/pendapat masyarakat mengenai musik Indonesia secara terbuka. Kritik Musik Indonesia baru akan dimulai (’soft opening’) pada tanggal 20 Agustus 2011, namun telah menghasilkan visitor/pengunjung sedikitnya dari 10 negara termasuk Indonesia.
Jika seseorang mencintai suatu karya musik tanpa mengetahui apa yang sebenarnya ia cintai itu, maka Kritik Musik Indonesia hadir untuk memberikan sudut pandang mengenai karya musik tersebut. Namun jika seseorang mencintai suatu karya musik apa adanya, tidak perduli apapun keadaannya.. maka tidak seorangpun dapat mengganggu selera musiknya itu.
Kritik musik menjadi sangat berguna jika yang kita inginkan adalah peningkatan, terlebih lagi jika kita ingin dipandang baik oleh publik musik yang lebih luas, seperti publik Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar